Anak laki-laki dan Inspirasi
Well, konten tulisan kali ini berisi curhat. Curhat, tapi deep banget. Rasa syukur, kagum, sedih, dan kangen jadi satu.
Gue masih dalam tingkat perkuliahan. Cerita ini gua alamin waktu masih baru-baru masuk kuliah, tingkat dua, tahun 2015 kalau gak salah.
Gua gabung di kepanitiaan acara yang diselenggarain di sekolah dasar (SD). Jadi semacam acara yang tujuannya ngebuat siswa-siswi SD untuk semangat mengemban pendidikan, dan mengejar cita-citanya. Gua waktu itu dapat job jagain anak-anak SD biar gak keluar dari acara yang berlangsung di kelas.
Anak SD yang aktifnya tingkat tinggi, gua lumayan kewalahan, karena gua jaga di daerah itu sendiri. Kewalahan dimulai dari anak-anak SD yang berantem, akhirnya misahin dulu. Ada anak SD yang 'ngajak' kejar-kejaran, ya gua ladenin lah ya. Demen juga gua kejar-kejaran, haha.
Kejar-kejaran itu berlangsung lama dan dengan orang yang berbeda-beda. Saat itu gua sadar kalau ada anak laki-laki yang bantuin gue ngejar temen-temennya buat balik lagi ke kelas. Dia sampai lari kenceng buat ngejar temennya dan narik temennya ke gua. Duh gua nulisnya sampai nangis, sedih soalnya, kangen juga.
Terus gua bilang ke dia dan temen-temennya "tolong hargain kakaknya ya" terus anak laki-laki itu bilang "iya, kita harus menghagai orang lain" speechless gua di situ, anak SD yang kalau gak salah kelas 5 tapi rasa empatinya tinggi banget, entah hal baik apa yang ngebuat dia jadi pribadi yang baik banget, lingkungannya sih udah pasti. But, I think there must be a specific reason, dan gua bersyukur banget ada seorang anak yang usianya sangat dini, punya rasa empati tinggi yang orang dewasa belum tentu punya.
Setelah kejadian dia bantuin gua ngejar temen-temennya, dia balik ke kelas bareng gua. Dia berdiri deket gua, kita fokus ke acara. Saat itu kontennya tanya jawab. Dia bilang "Kak, aku mau jawab", gua bilang "Iya kamu jawab aja, maju ke depan biar keliatan". Akhirnya dia maju ke depan dan dapat hadiah. Dia dapat hadiah dan senyum ke gua. Bangga, meskipun cuma dapat hadiah yang gak seberapa, tapi kemauan dan keberanian dia yang benar-benar mengetuk.
Acara berlangsung dan dia fokus ke acara. Sempet foto-foto juga bareng gua, tapi fotonya gone karena hp gua juga rusak. Setelah dia fokus dan acara berakhir, yang berarti anak-anak SD sudah diperbolehkan pulang, dia 'dadah' ke gua, senyum dan bilang "Kak, aku pulang...." Gua bales 'dadah' dan senyum. Padahal aslinya gua sedih, gua masih pengen cerita-cerita sama dia. Gua juga belum sempet nanyain namanya.
Hasilnya sekarang gua kangen banget, bersyukur bisa ketemu dia. Gua juga mau bilang makasih banyak ke dia yang udah ngajarin gua banyak hal, dimulai dari rasa empati, berani, ramah, sopan, punya kemauan yang baik, dan banyak hal lainnya yang mungkin gua gak sadar ada di dirinya. Mungkin juga ada keburukan di dirinya, tapi kalau memang ada kebaikannya kenapa harus fokus kepada keburukannya?.
Teruntuk kamu, aku tahu kamu gak akan baca ini. Mungkin kamu juga udah lupa sama kakak. Terima kasih banyak, dan tetap jadi pribadi yang baik, bahkan jauh lebih baik.
Teruntuk pembaca, mohon maaf kata-kata dalam tulisan ini ada yang belum sesuai EYD, dan mohon maaf tidak melalui proses editing, hehe.
Semoga cerita dari anak laki-laki ini bermanfaat, dan menginspirasi.
Gue masih dalam tingkat perkuliahan. Cerita ini gua alamin waktu masih baru-baru masuk kuliah, tingkat dua, tahun 2015 kalau gak salah.
Gua gabung di kepanitiaan acara yang diselenggarain di sekolah dasar (SD). Jadi semacam acara yang tujuannya ngebuat siswa-siswi SD untuk semangat mengemban pendidikan, dan mengejar cita-citanya. Gua waktu itu dapat job jagain anak-anak SD biar gak keluar dari acara yang berlangsung di kelas.
Anak SD yang aktifnya tingkat tinggi, gua lumayan kewalahan, karena gua jaga di daerah itu sendiri. Kewalahan dimulai dari anak-anak SD yang berantem, akhirnya misahin dulu. Ada anak SD yang 'ngajak' kejar-kejaran, ya gua ladenin lah ya. Demen juga gua kejar-kejaran, haha.
Kejar-kejaran itu berlangsung lama dan dengan orang yang berbeda-beda. Saat itu gua sadar kalau ada anak laki-laki yang bantuin gue ngejar temen-temennya buat balik lagi ke kelas. Dia sampai lari kenceng buat ngejar temennya dan narik temennya ke gua. Duh gua nulisnya sampai nangis, sedih soalnya, kangen juga.
Terus gua bilang ke dia dan temen-temennya "tolong hargain kakaknya ya" terus anak laki-laki itu bilang "iya, kita harus menghagai orang lain" speechless gua di situ, anak SD yang kalau gak salah kelas 5 tapi rasa empatinya tinggi banget, entah hal baik apa yang ngebuat dia jadi pribadi yang baik banget, lingkungannya sih udah pasti. But, I think there must be a specific reason, dan gua bersyukur banget ada seorang anak yang usianya sangat dini, punya rasa empati tinggi yang orang dewasa belum tentu punya.
Setelah kejadian dia bantuin gua ngejar temen-temennya, dia balik ke kelas bareng gua. Dia berdiri deket gua, kita fokus ke acara. Saat itu kontennya tanya jawab. Dia bilang "Kak, aku mau jawab", gua bilang "Iya kamu jawab aja, maju ke depan biar keliatan". Akhirnya dia maju ke depan dan dapat hadiah. Dia dapat hadiah dan senyum ke gua. Bangga, meskipun cuma dapat hadiah yang gak seberapa, tapi kemauan dan keberanian dia yang benar-benar mengetuk.
Acara berlangsung dan dia fokus ke acara. Sempet foto-foto juga bareng gua, tapi fotonya gone karena hp gua juga rusak. Setelah dia fokus dan acara berakhir, yang berarti anak-anak SD sudah diperbolehkan pulang, dia 'dadah' ke gua, senyum dan bilang "Kak, aku pulang...." Gua bales 'dadah' dan senyum. Padahal aslinya gua sedih, gua masih pengen cerita-cerita sama dia. Gua juga belum sempet nanyain namanya.
Hasilnya sekarang gua kangen banget, bersyukur bisa ketemu dia. Gua juga mau bilang makasih banyak ke dia yang udah ngajarin gua banyak hal, dimulai dari rasa empati, berani, ramah, sopan, punya kemauan yang baik, dan banyak hal lainnya yang mungkin gua gak sadar ada di dirinya. Mungkin juga ada keburukan di dirinya, tapi kalau memang ada kebaikannya kenapa harus fokus kepada keburukannya?.
Teruntuk kamu, aku tahu kamu gak akan baca ini. Mungkin kamu juga udah lupa sama kakak. Terima kasih banyak, dan tetap jadi pribadi yang baik, bahkan jauh lebih baik.
Teruntuk pembaca, mohon maaf kata-kata dalam tulisan ini ada yang belum sesuai EYD, dan mohon maaf tidak melalui proses editing, hehe.
Semoga cerita dari anak laki-laki ini bermanfaat, dan menginspirasi.
Comments
Post a Comment